RHEOLOGI PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DAN NON NEWTON
LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI FISIK
“RHEOLOGI
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DAN NON NEWTON”
Dosen Pengampu : Arif Santoso,
S.Farm.,Apt
Oleh:
Kelompok A2
Arisa
Nur Fadilah (1413206006)
Arum
Fajarwati (1413206007)
Ayu
Kumalasari (1413206008)
Betty
Dwi Cahyaningrum (1413206009)
Cristhoforus
Mamo (1413206010)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes KARYA PUTRA BANGSA
TULUNGAGUNG
2016
A.
JUDUL : RHEOLOGI
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DAN NON NEWTON
B.
TUJUAN :
1.
Mempelajari cara
penentuan viskositas larutan newton dengan
viscometer Ostwald.
2.
Mempelajari cara
penentuan viskositas larutan non-newton dengan viskometer Stormer.
3.
Mempelajari
pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan
C.
DASAR TEORI
Rheologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi. Ilmu ini digunakan
oleh ahli fisiologi untuk menentukan sirkulasi darah, dan untuk para dokter
dipakai untuk menentukan aliran larutan injeksi, sedangkan untuk ahli farmasi
digunakan untuk menentukan aliran suatu sediaan misalnya emulsi, suspensi, dan
salep (Kosman, 2005).
Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu
cairan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya.
Cairan sederhana dapat dijelaskan dalam istilah absolut. Akan tetapi
sifat-sifat rheologi dispersi heterogen
lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu satuaan tunggal
(Martin, 1993).
Bila viskositas gas
meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru akan menurun
jika temperatur dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kelebihan
dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur (Bird,1993).
Berdasarkan hukum Newton tentang sifat aliran
cairan, maka tipe aliran dibedakan menjadi 2, yaitu cairan newton dan cairan
non newton (Wiroatmojo, 1988):
1.
Cairan Newton
yaitu cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan viskositas.
2.
Cairan non
Newton yaitu aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan ini biasanya
memiliki ukuran molekul yang paling besar atau mempunyai struktur tambahan,
misalnya koloid. Untuk mengalirkan cairan bukan cairan Newton sehingga
diperlukan tambahan gaya atau jika perlu memecah strukturnya.
Berdasarkan grafik
sifat aliaran (rheogram) cairan non newton terbagi atas dua kelompok yaitu:
1. Cairan yang
sifat alirannya tidak dipengaruhi oleh waktu, yaitu:
a.
Aliran plastis
f
|
Shearing
stress
|
b.
Aliran
pseudoplastis
Shearing
stress
|
c.
Aliran dilatan
Shearing
stress
|
2. Cairan
yang sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini terbagi atas tiga
aliran yaitu (Sinko, 2011):
1) Aliran Tiksotropi
2) Aliran Rheopeksi
3) Antitiksotropi
Cara menentukan
viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada beberapa
tipe viskometer yang bisa digunakan antara lain :
1. Viskometer
Ostwald
Viskositas dari
cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu
yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya
air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).
2. Viskometer
Stormer
Viskometer ini bekerja dengan menggunakan rotor
khusus berbentuk dayung yang berputar dengan motor internal. Dayung harus
terendam dalam silinder cairan yang akan diuji kemudian berputar. Kecepatan
disesuaikan untuk mendapatkan jumlah yang benar dari beban untuk rotor. Ketika
kecepatan menurun, demikian juga beban pada cairan dan ketika peningkatan
kecepatan,peningkatan beban. Variasi sederhana memungkinkan untuk mendapatkan
berbagai data untuk viskositas pada fluida yang sama serta pembacaan yang
optimal bagi setiap cairan.
D. ALAT DAN BAHAN
ALAT
:
1. Viskometer
Oswald
2. Viskometer
Stormer
BAHAN
:
1. Larutan
Gula 10%, 20%, 30%
2. Kecap
E. CARA KERJA
a. Viskometer Stormer
Di masukkan mangkuk
tersebut kedalam rotor sampai sejajar permukaannya
|
Di siapkan larutan
sampel (kecap)
|
Di isi mangkok luar
viskometer stormer dengan sampel (kecap) sampai batas cekungan
|
Di jalankan rotor
bersama dengan menghidupkan stopwatch hingga 1 menit
|
v
|
Di hitung waktu
putaran rotor selama 1 menit
|
Di lakukan
replikasi sebanyak 2x
|
v
|
b. Viskometer
Di keringkan
viskometer ostwald dengan hairdrayer
|
Di masukkan tiap
larutan tersebut kedalam viskometer ostwald melalui lubang yang besar,
kemudian ditutup lubangnya
|
Di ambil Aquades,
larutan gula 10%, 20%, 30% masing-masing 3 ml
|
Di timbang dalam
beaker glass
|
Lubang yang kecil
disambungkan ke selang pro pipet, kemudian di vakum/ sedot ad tanda garir
kalibrasi atas
|
Di lepaskan penutup
dan selang secara bersama-sama
|
Di hitung
viskositas larutan dan dibandingkan dengan viskositas air
|
Di hitung waktu
yang di butuhkan, masing-masing larutan untuk turun sampai tanda garis
bawah menggunakan stopwatch
|
F. HASIL
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan
untuk menentukan niai viskositas dari larutan newton menggunakan viskometer
ostwald dengan sampel larutan gula 10%, 20%, 30% dan juga menentukan viskositas
larutan non newton menggunakan viskometer stormer dengan sampel kecap, serta
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap viskositas larutan.
Dari percobaan yang
telah dilakukan diperoleh hasil untuk penentuan viskositas larutan newton
menggunakan viskometer ostwald dengan sampel larutan gula 10% = 1,194 cps ,
larutan gula 20% = 1,410 cps, larutan gula 30% = 2,780 cps. sedangkan untuk
penentuan viskositas larutan non newton menggunakan viskometer stormer dengan
sampel kecap di peroleh hasil sebesar, rotor 1 = 3 dpas , rotor 2 = 100 dpas,
rotor 3 = 13 dpas , replikasi rotor 1 = 3 dpas, rotor 2 = 100 dpas, rotor 3 = 13
dpas.
Berdasarkan hasil
percobaan di atas untuk penentuan viskositas larutan newton menunjukkan bahwa
viskositas suatu cairan akan semakin besar dengan semakin besarnya konsentrasi
larutan, hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa viskositas zat
di pengaruhi oleh besar kecilnya konsentrasi. Untuk penentuan viskositas dengan
menggunakan viskometer stormer hasil yang di peroleh menunjukkan viskositas
larutan kecap semakin berkurang dengan adanya pngadukan, jadi semakin besar
gaya putar rotor menyebabkan larutan kecap semakin encer. Hal ini menunjukkan
bahwa untuk sampel kecap termasuk dalam aliran pseudoplastis.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas suatu cairan antara lain :
1.
Temperatur,
semakin tinggi temperatur suatu cairan maka viskositasnya akan semakin rendah.
2.
Tekanan,
viskositas cairan akan naik dengan adanya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak di pengaruhi oleh tekanan.
3.
Kehadiran zat
lain, penambahan zat dalam larutan tertentu akan menaikkan viskositas larutan
tersebut.
Hal-hal yang mungkin
mempengaruhi akurat/tidaknya data yang di peroleh dalam praktikum ini antara lain
:
1.
Kurang teliti
saat mengamati perpindahan cairan saat menuju garis kalibrasi atas sehingga
penghitugan waktu tidak valid
2.
Kesalahan saat
melakukan penimbangan
3.
Kurang kering
saat mengeringkan viskometer oswald dengan hairdrayer.
H.
KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1.
Viskometer
ostwald digunakan untuk mengukur viskositas cairan newton dengan menghitung
waktu yang dibutuhkan cairan untuk turun dari garis kalibrasi atas sampai pada
garis kalinrasi bawah.
2.
Viskometer
stormer digunakan untuk mengukur viskositas cairan non newton dengan menghitung
besarnya gaya putar rotor yang di celupkan dalam sampel
3.
Semakin besar
kadar/konsentrasi suatu larutan maka viskositasnya semakin tinggi dan sifat
alirnya semakin buruk,
4.
Sampel larutan
non newton (kecap) termasuk kedalam aliran pseudoplastis karena viskositasnya
semakin turun dengan adanya pengadukan.
I.
SARAN
Sebaiknya
dalam penimbangan dilakukan secara teliti agar tidak mempengaruhi hasil dan
sebaiknya dalam mengeringkan viskometer Ostwald lebih diperhatikan agar tidak
ada gelembung dalam viskometer.
J. DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas.
Jakarta : PT Gramedia
Kosman, R. 2005. Farmasi Fisika. Universitas Muslim
Indonesia: Makassar
Lutfi. 2007. IPA Kimia. Jakarta:Erlangga
Martin, A.1993. Farmasi Fisik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Sinko dan
Patrick. 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Martin Edisi 5. Jakarta: EGC
Wiroatmojo.
1998. Farmasi Fisika: Bagian Larutan dan Sistem Dispersi. Jogjakarta: Gajah
Mada University PressLutfi. 2007. IPA Kimia. Jakarta:Erlangga
LAMPIRAN
sangat membantu terimakasih
ReplyDeleteTerimakasih kak informasinya.
ReplyDeleteMampir guys kalo kalian suka dengan bahasan Teknologi